Perayaan Tahun baru china tak kan lama, segala hidangan dan ornamen dengan tema imlek pun mulai ramai dimana-mana. Lalu bagaimana dengan persiapan rancangan busana tradisional China menghadapi tahun barunya?
Selama bertahun-tahun, cita rasa rancangan tradisional China sudah mempengaruhi fashion dunia. Kerah yang khas, potongan ketat, sampai bahan berkilat dilengkapi dengan motif hiasan cerah.Desainer fashion asal China pun sudah makin menggenggam dunia, yang terutama dikawal oleh nama besar Vivien Tam asal Guangzhou. Di dalam acara China Fashion Week, mereka menjulangkan nama perancang lokal hingga diakui dunia, seperti Liang Zhi, dan Gioia Pan.
Menariknya, para perancang China seperti kembali mengenalkan garis-garis tradisional negeri yang dulu dikenal sebagai Tirai Bambu ini. Dengan pengaruh pertumbuhan ekonomi yang semakin diakui dunia, rasanya selera masyarakat China pun makin bisa menggeser taste berpakaian dunia.Dalam suasana Chinese New Year ini, Cantik Selamanya memperkenalkan kembali tentang tiga jenis baju tradisional China yang biasa dikenakan masyarakat di sana kala merayakan Tahun Baru Musim Semi:
Pien-Fu
Jenis pakaian yang indah ini banyak dikenakan oleh berbagai karakter dalam film-film klasik China, salah satunya dalam salah satu scene di "House of Flying Daggers" [2004].
Pien-fu sebetulnya adalah pakaian yang biasa dipergunakan untuk berbagai perayaan, terdiri dari terusan memanjang hingga ke tumit seluruhnya merupakan hasil pintalan sambung. Jika melihat hasil akhirnya yang seolah merupakan jahitan beberapa pakaian, padahal hasil pemintalan yang dikerjakan sekaligus, bisa dibayangkan betapa rumit proses pembuatannya.
Sebagai aksen, dapat dikenakan sehelai rok tambahan. Sebetulnya, pengenal utama untuk pien-fu adalah pada mahkota silinder yang menjadi elemen pembeda dengan seragam "Qi Pao" ala China yang lebih "modern" [lihat gambar baju berwarna merah di pojok kiri atas di bagian awal artikel ini]. Semakin rumit proses pengerjaan kainnya, yang terlihat dari motif dan alur sulaman, makin tinggi derajat penggunanya.
Sekarang, orang sudah tidak lagi mempergunakan Pien-Fu karena dianggap tak praktis. Namun Pien-Fu tetap menjadi inpsirasi fashion karena kesan kuat tradisional China nan anggun yang ditampilkannya.
Chang Pao
Dalam dialek China juga dikenal sebagai "qípáo" [旗袍] atau "qípáor" [旗袍儿]. Seperti Pien-Fu, Chang Pao merupakan baju terusan yang jatuh hingga ke tumit sering disebut sebagai gaun panjang. Dengan sedikit variasi corak warna dan jenis bahan, membuat rancangan ala Chang Pao bisa dipakai untuk tujuan formal, pesta, atau keperluan sehari-hari.
Chang Pao kadang dimaknai dengan semangat nasionalisme karena masih dipergunakan masyarakat awam kala terjadi pergolakkan melawan pengaruh asing di awal abad 20. Konon, di awal era Dinati Qing [pertengahan 1600-an], pernah ada peraturan bahwa siapapun yang tak menggunakan rancangan ini akan dihukum mati.
Sifat bebasnya yang menjadi penyebab mengapa gaya Chang Pao masih dipergunakan untuk rancangan pakaian resmi bergaya China hingga sekarang. Menurut sejarah, Chang Pao kemudian mengalami evolusi dan digantikan oleh rancangan "Zhongshan", yang antara lain kerap dipakai oleh Dr. Sun Yat Sen di awal 1900-an. Pergeseran desain tersebut antara lain yang menandakan ide keterbukaan China akan budaya luar, terutama untuk masalah pendidikan.
Zaman sekarang orang sering menyebut Chang Pao sebagai Cheongsam. Style ini memberikan kesan potongan ala China yang bisa dibuat sangat modern, hingga bisa dipadupadankan dengan celana jins.
Shen Yi
Shen-Yi [深衣] adalah jenis terakhir yang biasa dipergunakan dalam perayaan Tahun Baru China tradisional. Sebetulnya, Shen-Yi adalah perpaduan dari Pien-Fu dan Chang-Pao yaitu dari atasan panjang yang dijahit dengan rok. Jahitan inilah yang membedakan Shen-Yi dan style sebelumnya. Shen-Yi sendiri lahir pada periode yang kurang lebih bersamaan dengan Chang-Pao, menggambarkan bahwa China di suatu saat pernah mengalami pergerakan budaya secara pesat seperti sekarang.
Umumnya Shen-Yi memiliki tiga lapisan. Lapisan paling bawah adalah yang berupa seperti t-shirt dan langsung ditutupi oleh bagian pakaian utama. Bagian terluar adalah jaket, yang sebetulnya merupakan pilihan kala menghadapi musim dingin.
Meskipun rumit, Shen-Yi sebetulnya adalah pakaian informal, yang biasa dipadankan dengan sepatu hitam bersol putih. Ornamen pita-pita, akan menambahkan nilai formalitasnya. Warna hitam putih adalah yang menyebabkan Shen-Yi bisa dipakai di suasana paling formal, dikenakan oleh para petinggi negara, kaum cendikia, maupun pemuka agama. Gaya Shen-Yi adalah warisan Suku Han, yang mendominasi masyarakat China.
Fashion China memang indah. Gaya ala Asia Timur yang mereka ciptakan sebelumnya telah mempengaruhi tata berpakaian tradisional di Jepang dan Korea. Konon, Kimono adalah adaptasi gaya Shen-Yi di Jepang. Sekarang gaya tradisional China telah menambah estetika gaya berpakaian seluruh dunia, termasuk bagi masyarakat Indonesia.
Their traditional style is just lovely...
Sumber : http://www.cantikselamanya.com
Temukan hadiah yang unik dan menarik untuk orang-orang terkasih dalam daftar Hadiah Imlek Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar